Jurnal Refleksi Minggu Ke 14 - COACHING
Jurnal Refleksi Minggu Ke 14
oleh:
Tatat Kurniawati Sp.d
CGP Angkatan 4
Kab.Bandung Barat
Jurnal Refleksi mingguan merupakan kewajiban bagi seorang calon guru penggerak disetiap minggunya. Sebagai bahan refleksi, seorang calon guru penggerak diharapkan dapat selalu belajar dari apa yang sudah dipahami dalam setiap modulnya.
2.3.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 14 Guru Penggerak
Dalam membuat jurnal refleksi minggu 14 calon guru penggerak ini, sahabat dapat menggunakan Model 5R (REPORTING, RESPONDING, RELATING, REASONING, RECONSTRUCTING.
REPORTING (Mendeskrepsikan)
Selama satu minggu kebelakang, saya telah mempelajari banyak hal mengenai proses coaching dengan menggunakan berbagai model. Salah satu model yang dipakai adalah TIRTA.
Berikut adalah laporan kegiatan modul yang sudah saya pelajari dalam satu minggu ini, diantaranya:
*Senin,28 Maret 2022 Refleksi Terbimbing
*Selasa,29 Maret 2022 Demonstrasi Kontekstual
*Rabu,30 Maret 2022 Demonstrasi Konstektual
*Kamis,31 Maret 2022 Elaborasi Pemahaman
*Jumat,1 April 2022 Elaborasi Pemahaman
*Sabtu,2 April 2022 Jurnal Refleksi
Responding (Merespon)
Sebagai seorang calon guru penggerak harus menguasai keterampilan coaching akan membantu saya dalam proses kolaborasi baik dengan rekan sejawat atau dengan murid. Disisi lain dengan menguasai keterampilan coach dapat menambah wawasan memahami proses coaching, serta mempraktikkan sebagai coach dan coachee.
Relating (Mengaitkan)
Hubungan antara keterampilan coaching dalam peran sebagai seorang pendidik yaitu mampu mendorong tumbuh kembangnya peserta didik secara holistik, aktif dan produktif serta perannya sebagai coach bagi rekan sejawat atau guru lain. Dalam modul 2 ini sangat berhubungan dari mulai pembelajaran berdeferensiasi kemudian pembelajaran sosial emosional dan coaching. Ketiganya saling berhubungan dan sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.
Reasoning (Menganalisis)
Coaching merupakan sebuah proses kolabirasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistemati, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dan coachee (Grant, 1999)
Model TIRTA adalah tahapan coaching yang biasa diterapkan baik dalam lingkungan kelas maupun sekolah. TIRTA merupakan akronim sebagai berikut:
Tujuan Umum
Identifikasi Masalah
Rencana Aksi dan
Tanggung Jawab
Dari keempat langkah tersebut dapat diperankan oleh pendidik sebagai coach dalam teknik coaching model TIRTA.
Reconstructing (Merancang Ulang)
Rencana alternatif yang akan saya lakukan agar perencanaan berjalan dengan lancar yang akan saya lakukan pertama adalah menggunakan model TIRTA pada proses coaching. Peran guru sebagai pamong dapat mendampingi murid, menuntun murid dalam mengeksplorasi dirinya dalam menemukan kebutuhan belajar dan strategi dalam memecahkan masalah pada dirinya sendiri.
Dengan melakukan proses coaching dengan model TIRTA, murid akan lebih percaya diri dan dapat menemukan kekuatan yang ada dalam dirinya sehingga peran guru di sini hanya menggali kekuatan tersebut dan memberikan motivasi serta dukungan kepada murid.
Komentar
Posting Komentar