3.1.a.10.Aksi Nyata - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran


              3.1.a.10.Aksi Nyata - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran 

O

L

E

H

Tatat Kurniawati Sp.d

SDN Padamekar

CGP Angkatan 4 

Kab.Bandung Barat


Salam dan Bahagia

Aksi Nyata: Praktik menjadi pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERRDEKA, Bapak/Ibu CGP akan mendapat kesempatan untuk menjalankan rancangan yang sudah dibuat pada tahap demonstrasi kontekstual. Anda memiliki durasi empat (4) minggu untuk menjalankan rancangan tersebut. Selama menjalankan Aksi Nyata, dokumentasikan proses yang terjadi, terutama pada tahapan-tahapan yang Anda anggap penting. Dokumentasi dapat berupa foto atau video.

Semua dokumentasi yang terkait dengan pelaksanaan aksi nyata Anda akan menjadi bagian dari portofolio Paket Modul 3, yang akan Anda kumpulkan di akhir pelaksanaan Paket Modul 3.

Sebagai informasi, untuk portfolio yang akan Anda buat nanti, Anda akan diminta membuat sebuah artikel yang ditulis dengan gaya masing-masing CGP namun harus mengandung keempat komponen dalam kerangka 4P (4F), yaitu:

Berikut serangkaian Aksi Nyata yang telah saya buat:

1. Peristiwa ( Facts )

    Pandemi covid’19 telah mengubah tatanan baik pola belajar, sikap, dan semangat murid, aktivitasbelajar menurun, tata karma jauh dari profil pelajar Pancasila, murid terlalu sibuk dengan bermain Handphone, dan bermain dengan teman-temannya. Hal ini juga tidak lepas dari control keluarga serta tempat tinggal murid SDN Padamekar Kec.Cililin,Kab.Bandung Barat. Semua ini menjadi dilemma manakala sikap dan akhlak murid menjadi turun drastis sebagai contoh murid kurang menghormati kepada guru, tidak khusuk berdoa di kelas, membuang sampah sembarangan tanpa memperdulikan teguran dari guru.Jelas ini sangat berdampak sekali pada cara belajar,sikap dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran PTMT.

Alasan Melakukan Aksi

Hal diatas merupakan dilemma etika, oleh sebab itu sekolah harus memiliki pilihan apakah mau bangkit dari sekarang tanpa menunggu hilangnya virus covid’19 dari bumi maupun menunggu semuanya normal. Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek melawan jangka panjang. Nilai-nilai religius kami pilih sebagai pondasi penanaman budi luhur murid dengan cara melakukan Tadarus bersama dan sholat dhuha berjamaah di sekitar halaman sekolah, serta penanaman kebersihan sebagian dari iman melalui pengumpulan, pemilahan sampah, dan sebagian dijadikan hasil karya oleh murid-murid.Itulah sebagai alasan melakukan aksi dan hasil nyata beberapa bulan ini secara rutin melaksanakan pembiasaan yang berdampak pada siswa.


2.Perasaan ( Feeling )

Saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 4 dari kabupaten Bandung Barat merasa bersyukur, bangga, dan termotivasi dalam melaksanakan program dari materi aksi nyata Modul 3, materi aksi nyata tersebut diharapkan dapat menjadi solusi terbaik semua program di sekolah maupun komunitas pendidikan dalam menjalankan program kerja yang terkendala permasalahan baik masalah intern maupun ekstern melalui penerapan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dari Modul 3 ini.


3.Pembelajaran ( Finding )

Melalui kolaborasi dan gotong royong warga sekolah, saya dapat mengobservasi, mengevaluasi, dan mengetahui kendala, keadaan yang dihadapi warga sekolah, murid, dan orangtua sehingga saya berkolaborasi dengan Guru PAI, takmir masjid sekitar sekolah, menambahkan program pembiasaan Tadarus bersama  maupun sholat dhuha berjamaah di sekitar halaman sekolah dengan terjadwal sebagai penanaman keimanan sesuai profil pelajar Pancasila, serta membuat karya kreatif dari barang bekas hasil pemungutan sampah.

 Pembelajaran yang didapatkan dalam materi ini bahwa pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan yang bertanggungjawab dan solusi yang tepat.


4.Penerapan kedepan ( Future )

Kegiatan ini kami usahakan rutin dilakukan sebagai agenda wajib sekolah sehingga sekolah mempunyai nilai plus dalam pembinaan mental spiritual sesuai profil pelajar Pancasila yang kita harapkan. Sebagai seorang guru saya harus cermat melihat keadaan komunitas sekolah beserta warga sekolah apapun permasalahan sehingga semua kendala yang dihadapi dapat terselesaikan dengan cepat, tepat, efisien, menemukan solusi terbaik khususnya yang berpihak pada murid.

Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu :

1.Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang

( short term vs long term ).

2.Prinsip pengambilan keputusan, berpikir hasil akhir.

3.Nilai-nilai yang bertentangan dalam kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang.

Orang yang terlibat dalam situasi ini adalah saya pribadi, sekolah, murid, orangtua, dan takmir masjid sekitar sekolah.


Fakta-fakta yang relevan :

1.Turunnya sikap menghormati antara murid dengan guru.

2.Nilai-nilai spiritual murid menjadi rendah terbukti terdapat murid yang tidak khusyuk dalam berdoa di dalam kelas.

3.Mengabaikan kebersihan lingkungan kelas dan sekolah.

Pengujian benar atau salah:

1.Uji legal : kasus ini tidak menyangkut pelanggaran hokum.

2.Uji regulasi : keputusan yang saya buat tidak melanggar regulasi apapun.

3.Uji intuisi : keputusan saya membuat program sholat jumat berjamaah dan sholat sunah untuk menannamkan nilai-nilai dasar manusia akan membuat nyaman semua pihak.

4.Uji halaman depan Koran : saya tetap nyaman apabila kasus ini dipublikasikan karena saya membantu menanamkan nilai-nilai kebaikan dengan mengajak sholat dhuha berjamaah dan tadarus bersama, serta melatih murid untuk berkreatif dan berinovatif dalam berkarya berdasarkan hasil pengumpulan dan pemungutan sampah.

5.Uji panutan / idola : saya akan mendukung keputusan yang saya ambil

6.Pengujian paradigm benar lawan benar : dalam kasus ini paradigm yang dipilih yaitu jangka pendek melawan jangka panjang.

7.Prinsip resolusi : prinsip penyelesaian dilemma yang digunakan adalah berpikir berbasis akhir ( End-Based Thinking ).

8.Investigasi opsi trilema : meminta orangtua murid untuk menuntun dan mengawasi supaya murid-murid rajin beribadah dan menanmkan nilai-nilai kebersihan dirumahnya.

9.Membuat keputusan : keputusannya adalah murid melaksanakan Tadarus bersama dan sholat dhuha berjamaah serta melakukan pengumpulan dan pemilahan sampah untuk dijadikan hasil karya,juga mengadakan kegiatan Pesantren kilat di bulan Ramadhan 1443 H.

Refleksi :

Keputusannya adalah mewajibkan murid untuk melaksanakan Tadarus bersama dan sholat dhuha berjamaah di lingkungan sekitar sekolah setiap hari jum'at sebagai bentuk penanaman nilai-nilai keimanan, berakhlak yang baik sesuai profil pelajar Pancasila,serta penanaman kebersihan sebagian dari iman dengan cara kebersihan lingkungan sekolah melalui pemilahan sampah untuk dijadikan karya yang kreatif dan inovatif.


Berikut Dokumentasi Hasil pengumpulan dan pemilahan sampah yang dijadikan hasil karya:


Dokumentasi Tadarus bersama di halaman sekolah:



 Dokumentasi Sholat Dhuha Berjamaah dan Sanlat di bulan Ramadhan 1443 H dapat di lihat pada Link Youtube dibawah ini:

https://youtu.be/1phDkV7M3UI


Demikian aksi nyata Modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang sudah kami terapkan di sekolah kami.


"Sumber berharga yang dimiliki semua Guru adalah kesaling tergantungan satu dengan yang lain.Tanpa kolaborasi ( kerja bersama),maka pertumbuhan diri kita dibatasi oleh pandangan diri kita masing-masing". ROBERT JOHN MEEHAN 

Salam Guru Penggerak

Tergerak,Bergerak dan Menggerakan!!!!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aksi Nyata Modul 3.3.a.10 - Program Pengelolaan Yang Berdampak Pada Murid

Jurnal Refleksi Minggu Ke 20 - Modul 3.2.a.10.1

n dalam Pengelolaan Sumber Daya