.Tugas 1.4.a.9 Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

Modul 1.4.a.9 Koneksi Antar Materi - Budaya Positif


Oleh : Tatat Kurniawati S.pd
CGP Angkatan 4 
Kab.Bandung Barat
1.Keterkaitan konsep Budaya positif dengan materi pada modul 1.1,1.2 dan 1.3

Keterkaitan antara Modul 1.4 Budaya Positif dengan materi pada modul 1.1,1.2 dan 1.3 serta peran Guru dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif


Salah satu program Pendidikan dan Pelatihan(Diklat) yang menjadi program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki durasi waktu cukup lama,yaitu 9 bulan adalah Program Pendidikan Guru Penggerak(PPGP).Namun,dibalik waktu 9 bulan Diklat ternyata terkandung makna bahwa setelah peserta mengikuti Diklat,maka diharapkan peserta PGP akan seperti bayi baru lahir dengan membawa konsep paradigma baru dalam dunia pendidikan dasar dan menengah yaitu dapat menerapkan filosofi 
pemikiran Ki Hajar Dewantara di kelas dan di sekolah.

Selama ini,Ki Hajar Dewantara hanya dikenal dalam seremoni perayaan hari-hari besar Nasional dan selogan beliau yang terkenal yaitu:"Tut Wuri Handayani",namun tidak pernah dikaji tentang filosofi beliau tentang pendidikan.

Salah satu pemikiran Ki Hajar Dewantara dibidang pendidikan adalah bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak,agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.Oleh sebab itu,pewndidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak,agar dapat diperbaiki lakunya(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Masih menurut Ki Hajar Dewantara bahwa dalam proses "menuntun",anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai "pamong" dalam memberi tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Berdasarkan atas pemikiran - pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut,maka pemerintah telah merevisi tujuan pendidikan di Indonesia yaitu terwujudnya "Profil Pelajar Pancasila",maksudnya adalah pelajar Indonesia ialah pelajar yang memiliki nilai-nilai: Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,Mandiri,Bernalar Kritis,Kebhinekaan Global,Bergotong royong dan Kreatif.

Untuk mencapai hal tersebut diatas maka diharapkan peran dan nilai guru penggerak sebagai garda terdepan dalam melakukan tranformasi pendidikan.Adapun peran guru penggerak adalah : 
1.Sebagai pemimpin pembelajaran
2.Menggerakan komunitas praktisi
3.Menjadi coach bagi guru lain
4.Mendorong kolaborasi antar guru
5.Mewujudkan kepemimpinan murid

Sedangkan nilai-nilai guru penggerak adalah : 
1.Mandiri 
2.Reflektip
3.Kolaboratif
4.Inovatif
5.Berpihak pada murid

Dengan bermodalkan peran dan nilai tersebut maka guru penggerak diharapkan mampu untuk membuat visi yang menggambarkan tentang usaha mencapai tujuan pendidikan,yaitu Profil Pelajar Pancasila. Setelah visi dibuat,maka selanjutnya mengelaborasi visi tersebut dengan menggunakan Model Inkuiri Apresiatif ( IA) dengan langkah-langkah : 
1. Membuat pertanyaan utama
2.Ambil Pelajaran
3.Gali Mimpi
4.Jabarkan Rencana
5.Atur Eksekusi

Untuk dapat terlaksananya visi tersebut dengan baik,maka sekolah memerlukan suasana yang kondusif,untuk itu diperlukan tumbuhnya budaya positif di sekolah.Disamping menumbuh kembangkan budaya positif yang selama ini telah ada seperti Salam,Sapa dan Senyum,dipandang perlu untuk merintis budaya positif yang lain yaitu,"Kesepakatan Kelas",yaitu sebuah kesepakatan bersama antara guru dan murid yang berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan mengajar yang efektif.

2.Rancangan Tindakan Aksi Nyata

Judul :"Implementasi Budaya Positif di Sekolah melalui Kesepakatan Kelas IV SDN Padamekar

A.Latar Belakang :
1. Implementasi pendidikan karakter yang perlu dikembangkan dalam budaya sekolah
2.Nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam mendisiplinkan anak melalui budaya positif di sekolah

B.Tujuan :
1. Membangun disiplin positif melalui penerapan budaya positif sebagai konsekuensi logis dalam pembelajaran
2.Menyusun kesepakatan kelas sebagai bagian dari Budaya positif sekolah

C.Tolak Ukur :
1.Tumbuhnya karakter murid dengan pendekatan humanis dan bermakna positif sesuai perkembangan anak
2.Terbantuknya disiplin positif sebagai konsekuensi logis
3.Adanya kesepakatan kelas sebagai bagian dari Budaya positif yang dikembangkan di sekolah

D.Linimasa Tindakan yang akan dilakukan : 
1.Berkoordinasi dengan kepala sekolah,rekan guru dan orang tua murid terkait budaya positif yang akan dikembangkan di kelas
2.Mengidentifikasi budaya positif yang akan dikembangkan di kelas berdasarkan pendapat murid
3.Mengambil kesimpulan dari ide-ide murid
4.Mengubahsuaikan ide-ide tersebut menjadi kesepakatan kelas
5.Pelaksanaan tindakan selama 4 minggu
6.Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan

E. Dukungan yang dibutuhkan : 
1.Dukungan moral dan kerjasama dari kepala sekolah dan rekan guru
2.Keaktifan murid dalam merancang kesepakatan kelas dan melaksanakan kesepakatan tersebut,serta kontrol positif setiap pelanggaran dan menerima konsekuensi logis dari pelanggaran tersebut
3.Peran aktif orang tua murid dalam mengimplementasikan budaya positif di rumah.


TERIMA KASIH
SALAM GURU PENGGERAK
GURU BERGERAK - INDONESIA MAJU





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aksi Nyata Modul 3.3.a.10 - Program Pengelolaan Yang Berdampak Pada Murid

Jurnal Refleksi Minggu Ke 20 - Modul 3.2.a.10.1

n dalam Pengelolaan Sumber Daya